LAPORAN
LENGKAP PRATIKUM
BIOLOGI PERIKANAN
OLEH:
ALWIN
I1A1 12 062
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan
Pada
Mata Kuliah Biologi Perikanan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Laporan Lengkap Praktikum Biologi Perikanan
Laporan Lengkap : Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan
Pada Mata
Kuliah Biologi Perikanan
Nama
: Alwin
Stambuk :
I1A1 12 062
Kelompok : 11 (Dua B )
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan
Jurusan
: Perikanan
Laporan
lengkap ini
Telah
diperiksa dan disetujui oleh :
Koordinator Asisten
Asisten Pembimbing
Sudarno. S.Pi
Sudarno. S.Pi
Mengetahui,
Koordinator Dosen Mata Kuliah
Dr.Asriyana.S.Pi.,M.Si
NIP.19761211 200003 1 002
Kendari,.......Januari 2015
Tanggal Pengesahan
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
segala puji baginya yang telah memberikan banyak limpahan nikmat dan karunianya
sehingga penulis dapat selalu istiqamah di jalannya.
Salawat serta salam atas junjungan Nabi besar Rasulullah
Saw, Keluarga, Sahabat, Beserta seluruh Pengikutnya atas perjuangan
beliau-beliaulah sehingga kita semua dapat merasakan nikmatnya menuntut ilmu
sehingga dari ilmu tersebut kita dapat menyadari kuasa Allah swt yang begitu
besar.
Ucapan permohonan maaf yang sebesar besarnya dari penulis
manakala dalam penyusunan laporan praktikum Biologi Perikanan.
ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan sehingga dengan ini penulis
sangat menerima masukan yang positif dari rekan-rekan.
Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak terutama Dr.Asriyana.,S.Pi.,M.Si dan kakak asisten yang telah banyak
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Semoga kita semua menjadi hamba Allah, Swt yang terus istiqmah dalam
menyalurkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
Kendari,...... Januari 2015
Penulis.
RIWAYAT HIDUP
|
Alwin dilahirkan di Batutulis, 26 April 1994
dari pasangan Bapak Laraja dan Ibu Wa Haniwa, penulis merupakan
anak ke Dua
dari Dua bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada Tahun 2006 di SD Negeri Longa Kec.Wangi-wangi Kab.Wakatobi, Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMPs Waopu Jengo.
Wangi-Wangi dinyatakan lulus pada tahun 2009. selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi di SMKs Unggulan Wakatobi Wangi-wangi Kab.Wakatobi
dan lulus pada tahun 2012. Di tahun yang sama penulis mendaftarkan diri di
Universitas Halu Oleo melalui jalur
SLMPTN. Dan di terima di Universitas Halu Oleo Kendari pada Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Jurusan Perikanan. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.dan
masih terdaftar sebagi mahasiswa di Universitas Halu Oleo Kendari.
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL..............................................................................
i
HALAMAN
PENGESAH .................................................................... ii
KATAPENGANTAR.............................................................................
iii
RIWAYATHIDUP................................................................................. iv
DAFTAR
ISI..........................................................................................
v
DAFTAR
TABEL..................................................................................
vii
DAFTAR
GAMBAR.............................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................
ix
I.
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakng...................................................................................
1
B. Tujuan
dan kegunaan......................................................................
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Klasifikasi
dan Maorfologi Ikan Kapas-kapas............................... 3
B.
Habitat
dan penyebaran................................................................. 4
C.
Hubungan Panjang dan Berat ...................................................... 4
D.
Tingkat
Kematangan Gonad.......................................................... 5
E.
Indeks Kematangan Gonad........................................................... 6
F.
Fekunditas .................................................................................... 6
G.
Faktor
Kondisi............................................................................... 7
H.
Kebiasaan Makan........................................................................... 8
III. METODE PRATIKUM
A.
Waktu
dan Tempat........................................................................ 10
B.
Alat
dan Bahan.............................................................................. 10
C.
Prosedur
Kerja............................................................................... 11
D.
Analisis data.................................................................................. 11
IV.HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan.......................................................................... 13
B.
Pembahasan
1.
Hubungan Panjang dan Berat................................................ 15
2.
Tingkat
Kematangan Gonad ................................................. 18
3.
Indeks Kematangan Gonad.................................................... 18
4.
Kebiasaan Makan................................................................... 20
5.
Fekunditas.............................................................................. 22
6.
Faktor
kondisi......................................................................... 23
V. KESIMPULAN DAN
SARAN
A. kesimpulan ...................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................ 25
DAFAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum .............................. 10
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Morfologi Ikan Kapas-kapas (G. Punctatus)..................................... 3
2
Hubungan panjang dan berat ikan kapas-kapas (G. Punctatus)......... 13
3
Tahap kematangan gonad ikan kapas-kapas (G. Punctatus)............... 14
4
Fekunditas panjang ikan
kapas-kapas(G. Punctatus)........................ 14
5
kebiasan makan dan jantan berat
ikan kapas-kapas (G. Punctatus)... 15
LAPORAN
LENGKAP PRATIKUM
BIOLOGI PERIKANAN
OLEH:
ALWIN
I1A1 12 062
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan
Pada
Mata Kuliah Biologi Perikanan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Laporan Lengkap Praktikum Biologi Perikanan
Laporan Lengkap : Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan
Pada Mata
Kuliah Biologi Perikanan
Nama
: Alwin
Stambuk :
I1A1 12 062
Kelompok : 11 (Dua B )
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan
Jurusan
: Perikanan
Laporan
lengkap ini
Telah
diperiksa dan disetujui oleh :
Koordinator Asisten
Asisten Pembimbing
Sudarno. S.Pi
Sudarno. S.Pi
Mengetahui,
Koordinator Dosen Mata Kuliah
Dr.Asriyana.S.Pi.,M.Si
NIP.19761211 200003 1 002
Kendari,.......Januari 2015
Tanggal Pengesahan
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
segala puji baginya yang telah memberikan banyak limpahan nikmat dan karunianya
sehingga penulis dapat selalu istiqamah di jalannya.
Salawat serta salam atas junjungan Nabi besar Rasulullah
Saw, Keluarga, Sahabat, Beserta seluruh Pengikutnya atas perjuangan
beliau-beliaulah sehingga kita semua dapat merasakan nikmatnya menuntut ilmu
sehingga dari ilmu tersebut kita dapat menyadari kuasa Allah swt yang begitu
besar.
Ucapan permohonan maaf yang sebesar besarnya dari penulis
manakala dalam penyusunan laporan praktikum Biologi Perikanan.
ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan sehingga dengan ini penulis
sangat menerima masukan yang positif dari rekan-rekan.
Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak terutama Dr.Asriyana.,S.Pi.,M.Si dan kakak asisten yang telah banyak
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Semoga kita semua menjadi hamba Allah, Swt yang terus istiqmah dalam
menyalurkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
Kendari,...... Januari 2015
Penulis.
RIWAYAT HIDUP
|
Alwin dilahirkan di Batutulis, 26 April 1994
dari pasangan Bapak Laraja dan Ibu Wa Haniwa, penulis merupakan
anak ke Dua
dari Dua bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada Tahun 2006 di SD Negeri Longa Kec.Wangi-wangi Kab.Wakatobi, Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMPs Waopu Jengo.
Wangi-Wangi dinyatakan lulus pada tahun 2009. selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi di SMKs Unggulan Wakatobi Wangi-wangi Kab.Wakatobi
dan lulus pada tahun 2012. Di tahun yang sama penulis mendaftarkan diri di
Universitas Halu Oleo melalui jalur
SLMPTN. Dan di terima di Universitas Halu Oleo Kendari pada Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Jurusan Perikanan. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.dan
masih terdaftar sebagi mahasiswa di Universitas Halu Oleo Kendari.
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL..............................................................................
i
HALAMAN
PENGESAH .................................................................... ii
KATAPENGANTAR.............................................................................
iii
RIWAYATHIDUP................................................................................. iv
DAFTAR
ISI..........................................................................................
v
DAFTAR
TABEL..................................................................................
vii
DAFTAR
GAMBAR.............................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................
ix
I.
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakng...................................................................................
1
B. Tujuan
dan kegunaan......................................................................
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Klasifikasi
dan Maorfologi Ikan Kapas-kapas............................... 3
B.
Habitat
dan penyebaran................................................................. 4
C.
Hubungan Panjang dan Berat ...................................................... 4
D.
Tingkat
Kematangan Gonad.......................................................... 5
E.
Indeks Kematangan Gonad........................................................... 6
F.
Fekunditas .................................................................................... 6
G.
Faktor
Kondisi............................................................................... 7
H.
Kebiasaan Makan........................................................................... 8
III. METODE PRATIKUM
A.
Waktu
dan Tempat........................................................................ 10
B.
Alat
dan Bahan.............................................................................. 10
C.
Prosedur
Kerja............................................................................... 11
D.
Analisis data.................................................................................. 11
IV.HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan.......................................................................... 13
B.
Pembahasan
1.
Hubungan Panjang dan Berat................................................ 15
2.
Tingkat
Kematangan Gonad ................................................. 18
3.
Indeks Kematangan Gonad.................................................... 18
4.
Kebiasaan Makan................................................................... 20
5.
Fekunditas.............................................................................. 22
6.
Faktor
kondisi......................................................................... 23
V. KESIMPULAN DAN
SARAN
A. kesimpulan ...................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................ 25
DAFAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum .............................. 10
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Morfologi Ikan Kapas-kapas (G. Punctatus)..................................... 3
2
Hubungan panjang dan berat ikan kapas-kapas (G. Punctatus)......... 13
3
Tahap kematangan gonad ikan kapas-kapas (G. Punctatus)............... 14
4
Fekunditas panjang ikan
kapas-kapas(G. Punctatus)........................ 14
5
kebiasan makan dan jantan berat
ikan kapas-kapas (G. Punctatus)... 15
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Biologi perikanan sebagai dasar ilmu mengenai semua
aspek-aspek yang berhubungan dengan studi biologi ikan. Setiap makhluk hidup
mengalami pertumbuhan selama hidupnya dan melakukan reproduksi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya. Begitu juga yang terjadi pada ikan, pertumbuhan tersebut
dapat diamati secara fisik atau melalui pengamatan perkembangan jaringan.
Pertumbuhan pada ikan dapat berlangsung lambat ataupun cepat.( Aquaculture, 2010)
Pertumbuhan
adalah perubahan ukuran bagian-bagian tubuh dan fungsi fisiologis tubuh.
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor
internal itu meliputi keturunan, pertumbuhan kelamin. Pertumbuhan ikan memiliki
hubungan yang erat antara pertumbuhan panjang dan berat. Berdasarkan teori
hubungan panjang berat dapat dinyatakan dengan rumus W= aLb, dalam hal ini “W”
= berat, “a dan b”= konstanta, dan “L”= panjang ikan Dalam menduga pertumbuhan
ikan di daerah tropis sulit dilakukan karena proses pertumbuahan ikan terus
menerus sehingga tidak bisa ditentukan hanya dengan melihat bentuk sirkulus
pada sisik saja. Pertumbuhan ikan juga dapat menduga sebaran tingkat kematangan
gonad ikan berdasarkan ukuran. (Effendie, 1997).
Praktikum
mengenai pertumbuhan ikan, aspek reproduksi dan kebiasaan makanan ikan sangat
berkaitan dengan program studi biologi perikanan di Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan. Pentingnya pemahaman tentang biologi perikanan merupakan
salah satu upaya untuk memberikan kemampuan dalam menganalisis dan menduga
pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan. Sehingga dengan demikian dapat melihat
jumlah stok yang ada di alam berdasarkan ukuran ikan.
B. Tujuan
dan Kegunaan
Adapun tujuan dari pratikum
bilogi perikanan adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui tahap perkembangan gonad
pada ikan kapas-kapas
2.
Untuk mengetahui indeks kematangan gonad pada
ikan kapas-kapas
3.
Untuk mengetahui fekunditas pada ikan
kapas-kapas
4.
Untuk mengetahui hubungan panjang dan berat
ikan kapas-kapas
5.
Untuk mengetahui jenis makanan ikan
kapas-kapas
Kegunaannya adalah sebagai informasi dasar untuk mahasiswa,, dan untuk
menambah wawasan mengenai tahap kematangan gonad, indeks
kematangan gonad, fekunditas, kebiasaan makan dan hubungan panjang berat
pada ikan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi
dan Morfologi Ikan Kapas-kapas (Geres
punctatus)
Adapun klasifikasi dari ikan Kapas-Kapas (G. punctatus) menurut (Fishypedia. 2006) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Order : Percomorphi
Famili : Geridae
Genus : Geres
Spesies : G.Oyona
Gambar 1. Ikan
Kapas-Kapas
Ikan
Kapas-Kapas merupakan ikan yang mempunyai ukuran tubuh relative kecil ,bentuk
badan pipih
tegak
dengan kepala melengkung,mulut terletak di ujung depan kepala
,moncong dapat ditonjolkan ke depan,tubuh ditutupi oleh sisik berukuran
besar, sirip dada panjang dan runcing, warna tubuh keperakan.(Saanin,1981).
Ikan kapas-kapas
mempunyai bentuk tubuh pipih dengan mulut tegak runcing ke depan,sirip ekor
bercagak,sirip dubur lebih pendekdari pada sirip punggung.Jari-jari kedua sirip punggung memanjang seperti
rambut.Jari-Jari sirip disokong oleh D.1X.10, A.111.7.Tubuh ditutupi oleh sisik
yang berukuran besar.Sirip dada panjang dan runcing.Warna tubuh keperakan (Kottelat et al,1993)
Secara taksonomi ikan kapas-kapas merupakan kelompok ikan yang mempunyai
ukuran tubuh yang relatif kecil, bentuk bdan pipih tegak dengan kepala
melengkung, mulut terletak di ujung depan kepala dan dapat di sembulkan
kedepan, tubuh di tutupi oleh sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan
runcing serta warna tubuh keperakan (Fishypedia, 2006).
B. Habitat
dan Penyebaran
Kapas-kapas, Gerres punctatus (Gerridae); hidup di perairan pantai,
perairan dangkal sampai kedalaman 30 m, bergerombol besar, dapat rnencapai panjang 25 cm, umumnya 15 cm. Tergolong ikan dasar, ikan buas, makanannya binatang-binatang dasar, penangkapan dengan trawl, cantrang dan sejenisnya, pukat tepi dan sejenisnya, sering masuk di jermal dan sero, dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering, harga murah. Daerah penyebaran; seluruh perairan pantai Indonesia terutama Laut Jawa, bagian timur Sumatera, sepanjang pantai Kalimantan, Sulsel, Arafuru, ke utara sampai Teluk Benggala, Teluk Siarn, sepanjang Laut Cina Selatan, ke selatan sampai pantai utara
Australia (Ditjen Perikanan. 1976).
C. Hubungan
Panjang dan Berat
Berat dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang
dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebgai pangkat
tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak
demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda Dalam mengukur panjang dan
berat ikan ada dua cara yang digunakan yakni pengukuran langsung dan tidak
langsung. Teknik perhitungan langsung ini, dilakukan bila jumlah ikan yang akan
diteliti terlalu banyak akan menimbulkan banyak kesalahan dalam
pencatatan. Cara tidak langsung ini,
mula-mula log harga terkecil dan terbesar dari panjang berat kita tentukan.
Dari perbedaan harga log ini akan muncul harga beda log (Ersti, 2000).
D. Tingkat
Kematangan Gonad
Tingkat kematangan gonad (TKG) adalah tahap tertentu perkembangan godan
sebelum dan sesudah ikan itu berpijah (Lagler dkk, 1962 dalam Effendi, 2002). Kematangan gonad ikan dapat
digunakan untuk menentukan perbandingan anatara ikan yang telah masak gonadnya
dengan yang belum dalam suatu peraiaran. Beberapa faktor yang mempengaruhi saat
ikan pertama kali mencapai matang gonad antara lain adalah perbedaan spesies,
umur dan ukuran serta sifat-sifat fisiologi individu. Sedangkan faktor luar
yang berpengaruh adalah suhu, arus, adanya individu yang berbeda jenis klelamin
dan tempat berpijah yang sesuai.
Pengamatan kematangan gonad ini dilakukan dengan dua cara, pertama cara
histology dilakukan di laboratorium dan kedua dapat dilakukan di Laboratorium
atau di lapangan. Dasar yang dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad
dengan cara morfologi ialah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan
perkembangan isi gonad yang dapatb dilihat. Perkembangan gonad ikan betina
lebih banyak diperhatikan dari pada ikan jantan karena perkembangan diameter
telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat dari pada sperma yang
terdapat di dalam testes (Effendi, 1997).
E. Indeks
Kematangan Gonad
Dengan nilai indeks kematangan gonad (IKG) akan sejalan dengan
perkembagna gonad, indeks kematangan gonad akan semakin bertambah besar dan
nilai akan mencapai kisaran maksimum pada saat akan terjadi pemijahan
(Effendie, 1979). Di dalam proses
reproduksi sebelum terjadi pemijahan sebagian besar hasil metabolisme tertuju
untuk perkembangan gona. Gonad semakin bertambah berat dibarengi dengan semakin
bertambah besar ukurannya termasuk garis tengah telurnya. Berat gonad akan
mencapai maksimum sesaat ikan akan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun
dengan cepat selama pemijahan sedang berlangsung sampai selesai (Anonim 2001).
Indeks kematangan gonad (IKG) adalah suatu nilai dalam persen merupakan
hasil dari perbandingan antara berat gonad dengan berat ikan termasuk gonadnya
dikalikan dengan 100 % (Effendie,
2002).
F. Fekunditas
Fekunditas adalah semua telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu
ikan melakukan pemijahan. Dengan mengetahui fekunditas dapat ditaksir jumlah
ikan yang akan dihasilkan dan juga dapat ditentukan jumlah ikan dalam kelas
umur tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi fekunditas anatara lain
perbandingan induk betina dan jantan. Faktor yang memegang peranan dalam
mortalitas, factor genetic serta respons terhadap makanan (Yasidi dkk, 2005).
Jumlah telur yang terdapat dalam ovarium ikan dinamakan fekunditas
mutlak atau fekunditas total. Dalam ovarium biasanya ada dua macam ukuran
telur, yaitu telur yang berukuran besar dan yang berukuran kecil. Ada telur
yang berukuran besar akan dikeluarkan tahun ini, dan telur yang berukuran kecil
akan dikeluarkan pada tahun berikutnya, tetapi sering terjadi apabila kondisi
perairan baik telur yang sekecilpun akan dikeluarkan menyusul telur yang besar
(Nickolsky dan
Effendie, 1979).
G. Faktor
Kondisi
Faktor kondisi atau ponderal indeks merupakan keadaan yang menyatakan
kemontokan ikan dengan angka dan nilai dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,
makanan dan (TKG) Tingkat Kematangan Gonad (Effendie, 2002). Faktor kondisi ini menunjukan
keadaan ikan, baik dilihat dari kapasitas fisik maupun dari segi survival dan
reproduksi.
Dalam penggunaan secara komersial, pengetahuan kondisi ikan dapat
membantu untuk menentukan kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia agar
dapat dimakan.Faktor kondisi nisbih merupakan simpangan pengukuran dari
sekelompok ikan tertentu dari berat rata-rata terhadap panjang pada kelompok
ikan tertentu dari berat rata-rata terdapat panjang gelombang umurnya, kelompok
panjang atau bagian dari populasi (Weatherley, 1972 dalam Yasidi,dkk 2005).
Untuk menghitung nilai faktor kondisi, sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu berat rata-rata ini diperoleh dengan cara mengalikan
jumlah-jumlah ikan (n) yang terdapat pada suatu kolom mendatar dari harga x
dengan masing-masing harga. Harga yang didapat dari masing-masing penjumlahan
tadi dibagi dengan jumlah ikan yang terdapat pada kolom x tersebut. Antilog
dari harga ini merupakan berat ikan yang sebenarnya, selanjutnya digunakan pada
persamaan faktor kondisi untuk mendapat nilai faktor kondisi tersebut,
sedangkan nilai berat rata-rata ikan menurut perhitungan diperoleh dengan cara
memasukkan harga x ke dalam persamaan regresi yang didapatkan. Antilog dari y
merupakan nilai berat ikan menurut perhitungan (Anonim, 2000).
H. Kebiasaan
Makanan
Kebiasaan makan ikan (food habits) adalah kualitas dan oleh kuantitas
makanan yang dimakan oleh ikan, sedangkan kebiasaan cara makan (feeding habits)
adalah waktu tempat dan cara makanan itu didapatkan ikan (Nur, 1997 dan Effendie, 2002).
Tidak keseluruhan makanan yang ada dalam suatu perairan dimakan oleh
ikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi dimakan atau tidaknya suatu zat makanan
oleh ikan diantaranya yaitu ukuran makanan ikan, warna makanan dan selera makan
ikan terhadap makanan tersebut. Sedangkan jumlah makanan yang dibutuhkan oleh
ikan tergantung pada kebiasaan makan, kelimpahan makanan, nilai konversi
makanan serta kondisi makanan ikan tersebut (Beckman, 1962 dan Yasidi dkk,
2005).
Beberapa faktor yang memepengaruhi makanan
atau ada tidaknya suatu zat makanan oleh ikan yaitu ukuran makanan, warna
makanan, selera ikan terhadap makanan tersebut. Jumlah makanan yang dibutuhkan
oleh ikan tergantung dari kebiasaan makan, kelimpahan makan, suhu dan kondisi
umur ikan (Effendie, 2002). Dalam pengelompokan ikan berdasarkan
makanannya, ada ikan sebagai pemakan plankton, pamakan tumbuuhan, ikan buas dan
ikan pemakan campuran. Berdasarkan jumlah variasi dari makanan yang macamnya
sedikit atau sempit dan ikan monophagus yaitu ikan yang makanannya terdiri dari
satu jenis saja (Effendie,
1997).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum Biologi Perikanan dilakukan pada tanggal 2 Januari 2015, bertempat
di Laboratorium Produksi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan pada Pukul 09.00-12 WITA, kemudian di lanjutkan
pada tanggal 3 Januari 2015, pada tempat yang sama, pada pukul 08.00-16.00
WITA.bertempat di Laboratorium Produksi Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautaan Universitas Halu Oleo. Kendari.
B. Alat
dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum biologi perikanan dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Alat dan Bahan pada Praktikum
No
|
Alat dan Bahan
|
Satuan
|
Kegunaan
|
1.
2244889222555
2.
2
|
Alat
-
Mikroskop
binokuler
-
Alat bedah
-
Peralatan gelas
-
-
Timbangan digital
-
Mistar berskala
-
Alat tulis
-
Kain kassa
stetril
-
Wadah pembedahan
Bahan
-
Ikan kapas-kapas
G. oyena
|
-
-
-
gram
m
-
-
-
-
|
Untuk Mengetahui Fekunditas Ikan
Untuk Membedah Lambung Ikan
Untuk Memasukan Lambung Kedalam Air
Untuk Menimbang Gonat Ikan Dan Lambung
Ikan
Untuk Mengukur Panjang Ikan
Untuk Menulis Lambung Iakan Yang Sudah Di Timbang
Untuk membersihkan alat bedah
Untuk tempat ikan yang mau di bedah
Sebagai objek pengamatan
|
C. Prosedur
kerja
Adapun prosedur kerja dari partikum ini adalah
sebagai berikut:
a.
Ikan segar
yang telah disiapkan diukur terlebih dahulu
di ukur panjang totalnya
b.
Gonad
ikan yang di peroleh pada pratikum 1 kemudian di timbang untuk memperoleh bobot
gonad sebenarnya
c.
Untuk
ikan yang mempunyai yang mempunyai fekunditas Dalam jumlah besar, penghitungan
telur dapat dilakukan secara volumetric, gravimetrik,atau
cara gabungan.
d.
Analisis
makanan alami dilakukan dengan membedah ikan.untuk melihat alat pencernaan
mulai dari faring sampai ke usus.
e.
Menyiapkan
alat dan bahan yang akan di gunakan ,mengambil satu persatu ikan yang tersedia.
D. Analisis data
Ø Indeks kematangan gonad
IKG=Bg/Bt x 100%...................................................................................(1)
Keterangan:
IKG= Indeks kematangan
gonad (%)
Bg = Bobot gonad (gram)
Bt = Bobot tubuh
termasuk gonad (gram)
Ø
Fekunditas
N= n x
Keterangan :
N = Jumlah fekunditas
(butir)
n = Jumlah terlur dari sebagai gonad yang di
ambil contoh (g)
G
= Bobot gonat (g)
g
= Bobot gonat yang di ambil contoh
Ø
Kebiasaan makan ikan
It =
Keterangan :
Ii
= Indeks bagian terbesar
Vi = Presentase volume
satu macam makanan
Oi = Presentase frekuensi
satu macam makanan
( Vi x Oi ) = Jumlah Vi x Oi dari semua macam makanan
Ø Faktor Kondisi
K = W x105
L3
Keterangan:
K = Faktor Kondisi
W = Nilai berat
rata-rata ikan yang sebenarnya tiap kelas
L = Nilai panjang rata-rata ikan tiap kelas
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1.
Hubungan Panjang dan Berat
a.
Ikan Jantan
b.
Betina
2. TKG
dan IKG
3.
Fekunditas
4.
Kebiasaan makanan
5.
Faktor kondisi
B. Pembahasan
1. Hubungan
Panjang dan Berat
a.
Ikan Jantan
Pertumbuhan dapat
dirumuskan sebagai pertambahan panjang dan berat dalam suatu waktu tertentu. Dalam melakukan
pengukuran panjang ikan dilakukan
dengan metode sistemetrik dengan menggunakan mistar plastik diperoleh nilai
panjang dari dengan mengukur dari ujung mulut sampai ujung ekor ikan, sedangkan
beratnya diperoleh dengan cara menimbang ikan.
Berdasarkan hasil
pengukuran panjang berat Ikan kapas- kapas (G. oyena), diperoleh hasil pengukuran bahwa ikan jantan memiliki panjang
maksimal 112 mm dan panjang minimal 80
mm, sedangkan berat maksimal 100 gram dan berat minimal 20
gram. Kelas panjang dan kelas berat yang
terbentuk adalah sebanyak 7 kelas.
Grafik 1.
Hubungan Logaritma Berat dengan Logaritma Panjang Ikan Kapas-kapas (G.oyena) Jantan
Berdasarkan grafik di atas, dan perhitungan dengan analisis Weighted
Regression, persamaan garis regresi yang terbentuk pada ikan jantan adalah y = 1.05x – 2,995, dimana b merupakan tangent sudut regresi sedangkan a merupakan titik
potong garis regresi dengan sumbu y. Nilai b yang didapatkan adalah 0,858. Hal ini menunjukan bahwa nilai b kurang dari 3 yang artinya pertambahan
berat ikan tidak secepat pertambahan panjangnya. Pertumbuhan ini disebut
pertumbuhan yang alometrik negatif sehingga pertambahan panjang ikan lebih
cepat dari pertambahan beratnya.
b.
Ikan Betina
Untuk Ikan kapas-kapas betina, berdasarkan hasil pengukuran panjang
berat diperoleh hasil pengukuran bahwa ikan jantan memiliki panjang maksimal 112 mm dan panjang minimal 80 mm, sedangkan berat
maksimal 90 gram dan berat minimal 10 gram. Kelas panjang dan kelas berat yang terbentuk adalah sebanyak 7
kelas.
Grafik 2. Hubungan Logaritma Berat dengan
Logaritma Panjang Ikan Kapas-kaps (G.oyena) Betina.
Berdasarkan grafik di atas, dan perhitungan dengan analisis Weighted
Regression, persamaan garis regresi yang terbentuk pada ikan jantan adalah y = 4.05x – 2.738, dimana b merupakan tangent sudut regresi sedangkan a merupakan titik
potong garis regresi dengan sumbu y. Nilai b yang didapatkan adalah 20,84. Hal ini menunjukan bahwa nilai b lebih
kecil dari 3, yang artinya pertambahan panjang ikan lebih cepat dari
pertambahan beratnya. Dengan demikan, pertumbuhan yang terjadi pada Ikan kapas-kapas (G.oyena) betina merupakan pertumbuhan allometrik jika dilihat dari nilai
logaritma panjang dan logaritma beratnya yang dianggap sebagai nilai n lebih
kecil dari 3. Hal ini sesuai dengan pernyataan Effendi (1979) yang menyatakan bahwa apabila nilai n lebih besar atau
lebih kecil dari 3 dinamakan pertumbuhan allometrik. Dalam hal ini nilai n lebih kecil dari 3 maka menunjukan keadaan ikan
yang kurus dimana pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan beratnya.
Sedangkan untuk nilai koefisien relasi dari hasil
pengamatan pada Ikan kapas-kapas (G.oyena) betina diperoleh nilai sebesar R2 0,1324 atau r sama dengan 2,0702. Nilai
r ini menunjukkan hubungan yang positif dan lemah yang berarti pertambahan
panjang Ikan kapas-kapas (G.oyena) betina tidak diikuti dengan pertumbuhan beratnya.
2.
TKG dan IKG
Kematangan gonad adalah
tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Kematangan gonad ini
dapat digunakan untuk menentukan perbandingan gonad ikan apakah sudah matang
atau belum untuk memijah. Serat juga
menentukan ukuran atau umur ikan pada saat pertama kali matang gonad dan dapat
juga digunakan untuk menentukan masa pemijahan, lama saat pemijahan dan
frekuensi pemijahan. Pada umumnya tingkat
kematangan gonad ikan
dikatakan baik yakni
pada saat TKG IV karena saat TKG IV ikan sudah dapat
memijah.
Grafik 3. Grafik Hubungan Logaritma Panjang dan Logaritma Fekunditas
Ikan Kapas- kapas (G.oyena)
Indeks Kematangan Gonad
(IKG) merupakan nilai dalam persen yang merupakan hasil perbandingan dari berat
gonad. Perhitungan indeks kematangan gonad (IKG) dilakukan
untuk memperoleh angka relatif kondisi reproduksi hewan yang terdiri dari
berbagai macam ukuran. Di dalam proses
produksi sebelum terjadi pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme tertujuan
untuk perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah berat dibarengi dengan semakin
bertambah besarnya ukurannya termasuk garis tengah telu Berdasarkan hasil
pengamatan menunjukkan bahwa TKG gonad Ikan kapas-kapas (G.oyena) didominasi oleh TKG
II dimana jumlah ikan dengan TKG IV berjumlah 7 ekor, TKG II berjumlah 3 ekor dan TKG III berjumlah 5 ekor,. Hal ini menunjukan bahwa pada umumnya (sebagian besar)
dari ikan-ikan tersebut belum siap untuk memijah. Dari hasil tersebut kita ketahui bahwa pada setiap
ikan yang diamati memiliki TKG dan awal matang gonad yang berbeda-beda. Hali
ini sesuai dengan pernyataan (Affandi dan
Tang, 2002) yang menyatakan bahwa tiap-tiap spesies ikan waktu pertama kali
gonadnya matang tidak sama ukurannya. Demikian pula dengan ikan yang spesies
sama. Faktor utama yang mempengaruhi kematangan gonad ikan antara lain : suhu
dan makanan selain faktor keberadaan hormonnya.
Indeks kematangan gonad
pada Ikan kapas-kapas (G.oyena) betina masing-masing mempunyai
IKG yang bervariasi.
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa IKG tertinggi yang diperoleh yaitu dengan
persentase 0,023
% sedangkan IKG terendah diperoleh
dengan persentase sebesar 0,019 %. Hal ini menunjukkan bahwa gonad semakin besar atau
semakin bertambah, juga dalam hal ini semakin besarnya ukuran telur dimana
berat gonad yang akan mencapai maksimum sesaat tidak berpijah. Dimana akan
menurun dengan cepat selama pemijahan. Namun dengan nilai IKG terlihat bahwa
sejalan dengan perkembangan gonad maka banyaknya Ikan kapas-kapas (G.oyena) betina yang tingkat kematangan
gonadnya matang ini, menunjukkan bahwa ikan-ikan tersebut telah mendekati masa
pemijahan yang aktif.
3.
Kebiasaan Makanan
Kebiasaaan makan (food habits) dan kebiasaan cara memakan
(feeding habits) merupakan dua
istilah yang sering salah digunakan dalam penggunaanya. Yang dimaksud food
habits adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Sedangkan yang dimaksud dengan feeding habits
adalah waktu, tempat, dan cara makanan itu didapatkan oleh ikan.
Grafik 4. Diagram Kebiasaan
Makan Ikan kapas-kapas (G.oyena)
Ikan pada umumnya mempunyai kemampuan beradaptasi tinggi terhadap
makanan dan pemanfaatan makanan yang tersedia di suatu perairan. Dengan
mengetahui kebiasaan makan ikan, maka kita dapat mengetahui hubungan ekologi
organisme dalam suatu perairan, misalnya bentuk-bentuk pemangsaan persaingan
makanan dan rantai makanan.
Dalam
studi kebiasaan makan ikan, dimana makanan yang mempunyai fungsi penting dalam
suatu kehidupan organisme. Suatu organisme dapat hidup, tumbuh dan
berkembangbiak karena adanya energi yang berasal dari makanan. Dimana tidak
semua makanan yang ada dalam suatu perairan dapat dimakan oleh ikan. Dimana
berdasarkan analisa isi lambung Ikan kapas-kapas (G.oyena) sesuai
dengan gambar 5 diatas ( komposisi isi perut dalam presentase jumlah
satu macam makanan), menunjukkan bahwa jenis makanan Ikan kapas-kapas ( G.oyena) jumlah yang paling
banyak adalah organisme Bacillariaphyceae yaitu sebesar 75
%. Hal ini diduga tergantung pada saat makanan yang disukai oleh
ikan ini.
Dalam menentukan jenis
makanan utama yang dimakan oleh ikan Ikan kapas-kapas (G.oyena) ini maka dilakukan dengan cara menentukan suatu indeks
yang dikenal dengan nama Indeks Relative Penting (IRP). Dari data di atas
diperoleh nilai bahwa indeks yang paling besar yaitu pada organisme Bacillariophyceae dimana hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan nilai tersebut makanan Ikan kapas-kapas (G.oyena) yang paling banyak
dikonsumsi adalah jenis plankton. Setelah diperoleh nilai IRP, maka kita dapat menentukkan
nilai IBT. Nilai ini diperoleh dari gabungan metode frekuensi kejadian dengan
metode volumetric. Dari hasil IBT ini diperoleh bahwa organisme Bacillariaphyceae
merupakan makanan utama Ikan kapas-kapas (G.oyena).
4.
Fekunditas
Pada pengamatan fekunditas Ikan Kapas-kapas (G.oyena) betina diperoleh
fekunditas terbesar adalah 800, butir dengan panjang 153
mm, sedangkan yang terendah adalah 300
butir dengan panjang 115 mm.
Hal ini menunjukkan bahwa fekunditas memiliki hubungan yang erat dengan
ukuran panjang tubuh suatu individu.
Grafik 5. Grafik Hubungan Logaritma Panjang dan Logaritma Fekunditas
Ikan Kapas-kapas (G.oyena)
Dengan menggunakan perhitungan berdasarkan analisis Weighted Regression,
diperoleh persamaan garis regresi yang terbentuk pada Ikan kapas-kapas (G.oyena) adalah y = 2,330x + 1,054,
dimana b merupakan tangen sudut regresi sedangkan a merupakan titik potong
garis regresi dengan sumbu y. Nilai b yang didapatkan adalah 0,31 ini berarti nilai b kurang dari 3 yang artinya pertambahan jumlah telur
ikan tidak secepat pertambahan
panjangnya. Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan yang allometrik negatif sehingga pertambahan panjang ikan lebih lambat dari pertambahan jumlah telurnya.
5.
Faktor kondisi
Faktor kondisi atau ponderal indeks merupakan keadaan yang menyatakan
kemontokan ikan dengan angka dan nilai dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,
makanan dan (TKG) Tingkat Kematangan Gonad (Effendie, 2002). Faktor kondisi ini menunjukan
keadaan ikan, baik dilihat dari kapasitas fisik maupun dari segi survival dan
reproduksi.
Berdasarkan analisis faktor kondisi dia dapatkan pad
ikan jantan 0,87-1,66 sedangkan pada betina di dapatkan sebesar 0,61-1,42 sedangkan nilai rata-rata kesluruhan pada ikan jantan sebesar 1,01 sedangkan untuk keseluruhan ikan betina sebesar 1.01.
\
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut
:
1.
Pada pengamatan hubungan panjang berat Ikan Kapas-kapas (G.oyena). jantan
dan betina menunjukkan bahwa pertambahan panjang ikan lebih cepat dari pertambahan beratnya.
Dengan demikian, pertumbuhan yang terjadi
pada Ikan kapas-kapas (G.oyena) merupakan pertumbuhan allometrik atau nilai b yang diperoleh lebih
kecil dari 3.
2.
Pada pengamatan
fekunditas Ikan kapas-kapas (G.oyena) diperoleh fekunditas terbesar adalah 800 butir dengan panjang 153 mm, sedangkan yang terendah adalah 300 butir dengan panjang 155
mm. Hal ini menunjukkan bahwa fekunditas
memiliki hubungan yang erat dengan ukuran panjang tubuh suatu individu.
3.
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa TKG
gonad Ikan Kapas-kapas (G.oyena) didominasi oleh TKG IV dimana
jumlah ikan dengan TKG IV berjumlah 7 ekor, TKG III berjumlah 5 ekor, selanjutnya ikan dengan TKG II berjumlah 3 ekor. Sedangkan Indeks Kematangan Gonad (IKG) pada ikan mempunyai IKG yang
bervariasi.
4.
Berdasarkan analisa isi lambung Ikan kapas-kapas (G.oyena) sesuai dengan grafik 5
(komposisi isi perut dalam presentase jumlah satu macam makanan), menunjukkan bahwa jenis
makanan Ikan kapas-kapas (G.oyena) jumlah yang paling banyak adalah organisme Bacillariaphyceae yang menjadi makanan utamanya yaitu sebesar 75 %.
5.
Berdasarkan analisis
faktor kondisi di dapatkan pada ikan jatan 0,87-1,66 sedangkan ikan betina di dapatkan sebesar 0,61-1,42
B. Saran
Saran
yang dapat disampaikan pada praktikum ini yaitu agar pada praktikum selanjutnya
penjelasan mengenai hal-hal yang akan dipraktekkan lebih banyak sehingga pada
saat pembuatan laporan tidak kesulitan.
DAFTAR PUSTAKA
Aquaculture. 2010. Coret-coret
Aquaculture fish information : Ikan Pantau (Rasbora
argirotaenia), Diakses Tgl 26 Maret 2013.
Direktorat Jenderal Perikanan. 1976. Buku Pedoman
Pengenalan Sumber Perikanan Laut. Bagian
I (Jenis-jenis ikan ekonomis penting): 170 pp
Effendie,
1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara Yogyakarta.
Effendie. 1985. Biologi Perikanan Bagian I Studi
natural History. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 2002.Metode Biologi perikanan.
Yayasan Dewi Sri. Bogor. 109p.
Ersti. 2000. Pengembangan Sistem Informasi
Perikanan Di Perairan Laut Bengkalis Provinsi Riau. Fakultas Terknologi Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Fishypedia. 2006. Ikan Kapas-Kapas. http://www.iftfishing.com/fishypedia/ikan-kapas-kapas/. Diakses Tgl 26 Maret 2013.
Kottelat, M.,
A.J. Whitten, S.N.
Kartikasari & S.
Wirjoatmodjo. (1993). Fresh
Water Fishes of
Western Indonesia and
Sulawesi. Periplus Edition Limited. Jakarta.
Novitriana, R.; Ernawati, Y. & Rahardjo,
M.F. 2004. Aspek pemijahan ikan petek, Leiognathus equulus, Forsskal,
1775 (Fam. Leiognathidae) di pesisir Mayangan. Jurnal Iktiologi Indonesia 4(1):
7-13
Nikolsky, G. V.
1963. The ecology
of fishes. Academic Press. New York
Romimohtarto, K. 2005. Ilmu
Pengetahuan Biota Laut. Jakarta: Djambatan.
540 hal.
Saanin. H., 1984. Taksonomi dan
Kunci Identifikasi Ikan 2. Binacipta.
Yasidi, F.,Aslan L.M, Asriyana., Rosmawati,
2005. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Haluoleo. Kendari.
terima kasih kak alwin sangat mebantu kami dalam penyusunan laporan BIOPER
BalasHapus